MIKISLOT

testing-selesai

Sabtu, 18 November 2017

Gempa di Perbatasan Irak-Iran Tewaskan Lebih Dari 450 Jiwa, KBRI Teheran Minta WNI Waspada

Gempa hebat yang menelan ratusan korban jiwa ini diklaim sebagai gempa bumi mematikan sepanjang tahun 2017.

Gempa berkekuatan 7,3 skala richter mengguncang perbatasan Iran-Irak pada Minggu (12/11) malam waktu setempat. Gempa yang terpusat 31 kilometer di luar bagian timur Kota Halabja, Irak, itu dilaporkan telah menewaskan 452 korban jiwa dan ribuan lainnya luka-luka. 

Kerusakan terbesar berada di kota Sarpol-e-Zahab, tepatnya di sebelah barat Provinsi Kermanshah, Iran. Dilansir CNN, Selasa (14/11), selain korban jiwa, gempa bumi juga merusak sekitar 500 desa dan puluhan ribu rumah di wilayah terdampak gempa di Iran. 

Guncangan dari gempa ini dilaporkan turut mengenai Pakistan, Lebanon, Kuwait, dan Turki. Sehingga musibah gempa bumi ini diklaim sebagai gempa paling mematikan sepanjang tahun 2017 di dunia, khususnya Iran. 

Sesaat setelah gempa, berbagai bantuan mulai datang ke lokasi kejadian untuk membantu para korban. Bantuan tersebut dikerahkan baik dari pemerintah Iran, Irak, maupun negara lain seperti Turki. 

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi diketahui telah mengirimkan badan-badan kesehatan dan pertolongan untuk para korban di wilayahnya. Haider akan berusaha untuk menolong para korban dan memastikan seluruh warga Irak dalam keadaan selamat dan aman. 

"Saya telah menginstruksikan tim Pertahanan Sipil serta badan kesehatan dan pertolongan untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk memberikan bantuan kepada warga yang terkena dampak gempa kemarin," tulis Haider melalui akun Twitternya pada Senin (13/11). "Kami akan melakukan segala kemungkinan untuk membantu mereka (korban). Semoga keamanan dan keselamatan menyertai seluruh rakyat kita." 


Sedangkan di Iran, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan dukacita terhadap para korban gempa. Ayatollah juga mendesak seluruh pejabat hingga angkatan bersenjata Iran untuk turun dan memaksimalkan bantuan kepada para korban. 

Selain itu, badan Bulan Sabit Merah Iran telah mendirikan tempat penampungan darurat untuk para korban gempa. Meski begitu, tempat pengungsian masih kekurangan air dan listrik lantaran akses jalan yang terblokir akibat gempa yang menghambat pasokan bantuan. 

Hingga kini, operasi penyelamatan di daerah gempa di sekitar Provinsi Kermanshah telah dihentikan oleh Iran. Hal itu langsung disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Darurat Iran Pir-Hossein Kolivand kepada televisi pemerintah. Operasi dihentikan karena menurut para pejabat Iran, sudah sedikit kemungkinan untuk menemukan korban selamat. Ribuan korban pun telah berhasil diselamatkan dan ditempatkan di lokasi pengungsian darurat yang telah disediakan. 

Sementara itu Kemlu RI menyampaikan informasi terkait keberadaan WNI di Irak dan Iran. Menurut Kemlu RI, terdapat sekitar 295 WNI yang sedang berada di Iran dan sekitar 700 WNI berada di Irak. 

Mendengar kabar gempa hebat di kedua negara tersebut, Kemlu RI kemudian langsung berkoordinasi dengan KBRI Tehran dan Baghdad untuk mendapatkan kabar terbaru mengenai gempa dan kondisi WNI. Namun, hingga kini belum ada informasi terkait WNI yang menjadi korban gempa bumi di perbatasan Iran-Irak. Hal itu disampaikan melalui keterangan resmi Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya (Pensosbud) KBRI Tehran yang dikirim ke Jakarta, Senin (13/11). 

Kendati demikian, baik pihak KBRI Tehran maupun Kemenlu RI tetap mengimbau WNI yang berada di sekitar lokasi kejadian untuk selalu waspada lantaran khawatir ada gempa susulan. Pihak KBRI Tehran juga mengingatkan kepada seluruh WNI untuk selalu membawa identitas diri selama bepergian di sekitar wilayah Iran. Selain itu, diharapkan para WNI juga selalu berkomunikasi dengan pihak KBRI dan sesama WNI Tehran untuk memastikan kondisi tiap WNI

0 komentar:

Posting Komentar