Liputan6.com, Semarang Rob
dan Sayung seakan tak terpisahkan. Genangan rob atau air laut
pasang rutin melanda Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah. Tak hanya
warga, ikan-ikan pun jadi korban rob.
Rob terakhir
terjadi di Sayung pada Jumat (1/12/2017). Itu adalah banjir dan rob
yang kesekian kalinya selama bertahun-tahun. Tak ada perhatian atau
bantuan logistik dari pemerintah. Meski sesungguhnya sangat membutuhkan.
Menurut Camat Sayung Sugianto, rob sebenarnya lebih berbahaya
daripada banjir.
Ia sendiri mengaku sering tak bisa berbuat apapun
ketika menyaksikan warganya terkurung rob.
Tak hanya fasilitas umum yang
rusak, namun bangunan milik warga menjadi gampang hancur saat ada
goyangan sedikit saja.
"Banjir akibat hujan atau luapan sungai memang merusak, namun hanya
saat terjadi. Sedangkan rob yang berupa genangan 50-60 cm
bertahun-tahun, akan menyebabkan korosi. Tanah ambles, bangunan keropos
dan akhirnya roboh," kata Sugiyanto kepada Liputan6.com, Kamis
(7/12/2017).
Namun beda dengan banjir, ternyata para warga korban rob nyaris tak
pernah mendapat perhatian atau pun bantuan dari pemerintah.
Mengapa?
Ternyata karena rob di Sayung tidak masuk kategori bencana alam minimal di pemerintah Kabupaten Demak. Sedangkan melihat bukan terkategori bencana.
Menurut Camat Sayung, solusi paling diharapkan adalah dengan membangun tanggul laut.
"Mustahil ditangani sendiri oleh pemerintah daerah. Membangun tanggul
laut dari Sayung hingga Wedung butuh biaya tidak sedikit," kata
Sugiyanto .
Ketika akan memasuki kota Demak, ada gerbang besar. Di atas gerbang
itu ada sambutan bagi yang akan memasuki kota Demak.
Sebuah spanduk
berbahan MMT yang isinya permintaan warga agar tidak ditenggelamkan rob. Warga meminta pemerintah segera membangun tanggul laut untuk mereduksi
dampak rob.
Dasar
pemerintah seperti tertuang dalam PP Nomor 21/2008 tentang
penanggulangan bencana, tidak memasukkan rob rob dan abrasi. Dua hal ini
harus terkategori bencana.
Kepala Humas, Pusat Data dan Informasi Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho juga
menegaskan bawa rob memang tidak termasuk bencana sesuai UU 24 tahun
2007.
"Namun rob seringkali membawa dampak pengungsi. Nah BNPB akan menangani pengungsi tersebut," kata Sutopo kepada Liputan6.com.
Seperti diberitakan, gelombang pasang yang melanda kawasan pesisir
Demak pada Jumat (1/12/2017) Shubuh, telah membuat puluhan desa di
kawasan Sayung, Karangtengah, Bonang dan Wedung tergenang.
Bahkan tak
hanya menghanyutkan ratusan ton ikan di pertambakan rakyat, sebanyak
sembilan rumah warga Desa Sriwulan Sayung dan dua rumah warga Wedung
rusak berat bahkan roboh dihempas gelombang rob setinggi 1,5 meter.
Ikan
dan udang hasil tangkapan sejumlah anak bersama ibu mereka di bantaran
Kanal Banjir Timur, Cipinang Muara, Jakarta, Selasa (16/5). Kegiatan itu
dilakukan para ibu dan anak-anaknya untuk mengisi masa libur sekolah.
(Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Terlepas dari persoalan warga, ternyata setiap kali terjadi rob, banyak ikan bethik (Anabas testudineus) yang masuk ke pemukiman warga. Ikan ini umumnya berukuran kecil. Maksimal hanya 25 cm.
Ikan bethik memiliki kepala yang besar dan sisik yang keras. Pada
bagian atas (dorsal)berwarna gelap kehitaman cenderung hijau, sementara
sisi samping (lateral) berwarna kekuningan. Ikan jenis ini hidup liar di
perairan air tawar dan kini mulai muncul di air payau akibat rob.
"Dulu zaman saya kecil, ikan bethik sulit ditemukan saat rob.
Kalau sekarang muncul, mungkin karena sudah terusir dari habitat
aslinya di air tawar," kata Haryo Tangoro, warga Pondok Raden Patah yang
bertahun-tahun akrab dengan rob.
Jika benar yang dikatakan Haryo Tangoro, ternyata rob bukan hanya
mengusir manusia dari tempat tinggalnya. Namun juga ikan bethik yang
juga harus menderita. Terusir dari rumah sendiri memang menyakitkan.
0 komentar:
Posting Komentar