Liputan6.com, Jakarta - Pada hari keempat rangkaian kunjungan kerja ke enam provinsi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri puncak Peringatan Hari Ibu ke-89 yang jatuh pada hari ini, Jumat, 22 Desember 2017.
Rangkaian acara puncak Peringatan Hari Ibu ke-89 dipusatkan di Lapangan Waisai Torang Cinta (WTC), Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.
Presiden hadir didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Selain itu, lima menteri perempuan era Kabinet Kerja juga dijadwalkan hadir dalam Peringatan Hari Ibu kali ini.
Tak lupa, para mama mama Papua ikut serta hadir dan memeriahkan Peringatan Hari Ibu ke-89.
Usai menghadiri acara tersebut dan menunaikan ibadah salat Jumat, Presiden beserta rombongan akan bertolak menuju Provinsi Bali guna melanjutkan kegiatan kunjungan kerja.
Untuk diketahui, Jokowi melakukan kunjungan kerja ke enam provinsi mulai Selasa 19 Desember hingga Sabtu 23 Desember 2017.
Kunjungan kerja tersebut diawali dengan memberikan kuliah umum pada Dies Natalis ke-68 Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Selain Yogyakarta, Jokowi juga akan mengunjungi Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Bali dan Jawa Tengah.
Beberapa kegiatan Presiden dalam kunjungan kerja tersebut antara peresmian jalan tol Surabaya-Mojokerto (Sumo).
Kemudian, Jokowi juga akan meresmikan pembangkit listrik di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, menghadiri Peringatan Hari Ibu ke-89 Tahun 2017 di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.
Selain itu, Presiden juga akan menyerahkan sertifikat tanah di beberapa provinsi.
Arti Hari Ibu Menurut Sri Mulyani
Perayaan Hari Ibu juga memberikan makna khusus bagi Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati untuk terus mengingat peran seorang ibu dalam tumbuh kembang putra putrinya sehingga menjadi generasi produktif bagi perekonomian negara.
"Saya ingin menyampaikan selamat Hari Ibu, terutama kepada para perempuan di Indonesia apa pun profesinya. Bahkan kalau mereka menjadi ibu rumah tangga, mereka semua memiliki kontribusi sangat penting," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (22/12/2017).
Menurut Sri Mulyani, porsi populasi antara perempuan dan laki-laki seimbang, yakni masing-masing 50 persen. Akan tetapi, sambungnya, jumlah partisipasi tenaga kerja perempuan mengalami stagnansi di kisaran 50 persen.
Sedangkan separuhnya lagi, belum bekerja atau tidak melakukan aktivitas di luar statusnya sebagai ibu rumah tangga.
"Artinya ada potensi besar yang belum terwujudkan," tegasnya.
Dia berharap, para perempuan atau ibu bisa meningkatkan kapasitas kemampuannya. "Dunia ini bergerak sangat dinamis.
Apapun peran perempuan, pasti bisa menumbuhkan dan menyumbangkan lebih positif terhadap perekonomian. Dalam dunia rumah tangga, bahkan sampai masalah politik, hukum, dan sosial," jelas Sri Mulyani.
0 komentar:
Posting Komentar