Bill Gates
lagi-lagi turun tangan dalam aksi amal. Dia melunasi utang negara
Nigeria ke Jepang senilai 76 juta dollar AS atau setara Rp 950 miliar.
Negeria meminjam dana dari Jepang pada 2014 dalam rangka memerangi
penyakit polio.
Meski
tampak sangat besar dengan jumlah hampir Rp 1 triliun rupiah, bantuan
dari Gales tersebut sebenarnya hanya seujung kuku dari nilai kekayaan
totalnya yang tercatat sebesar 91,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp
1.243 triliun pada
akhir 2017 lalu.
Dari mana datangnya harta luar biasa besar milik Gates, sang miliarder yang gemar berderma itu?
Tolak pemodal
Bernama
lengkap William Henry Gates III, pria 62 tahun tersebut mendirikan
perusahaan software Microsoft bersama rekannya sesama geek, Paul Allen,
pada 1975.
Berbeda dari perusahaan-perusahaan teknologi yang lebih
baru seperti Facebook, Google, dan Twitter, Gates justru menolak
penanaman modal dari venture capitalist.
Pemodal bisa bisa
mempercepat pertumbuhan perusahaan di masa-masa awal, namun mereka akan
menguasai sebagian saham perusahaan.
Sementara, Gates tak ingin
dikendalikan oleh investor, dan perusahaannya memang tak butuh suntikan
modal.
"Dengan laba sebelum pajak sebesar 34 persen dari
pendapatan, Microsoft tidak memerlukan uang dari luar untuk berkembang,"
tulis Fortune dalam sebuah artikel lama yang dipublikasikan setelah IPO Microsoft pada 1986.
Itulah
sebabnya, pada saat melakukan pelepasan saham perdana ke publik pada
tahun tersebut, Gates masih memegang 45 persen saham Microsoft yang
nilainya mencapai 350 juta dollar AS.
Microsoft juga sabar
menunggu sebelum melakukan IPO -lebih dari 10 tahun semenjak pertama
didirikan- sementara rival-rivalnya ketika itu, seperti Lotus
Development dan Ashton-Tate, lebih dulu melantai di bursa.
Banyak menyumbang, tetap kaya
Kekayaan
Bill Gates makin bertambah seiring dengan kenaikan saham Microsoft yang
mencapai kisaran 60.000 persen, terlebih semenjak sukses Windows 95 dan
Microsoft Office, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari ZD Net, Rabu
(17/1/2018).
Gates
mundur dari posisinya sebagai CEO Microsoft pada tahun 2000. Dia
kemudian mundur dari jabatan Chairman dan mendapat peran baru sebagai
Technology Advisor pada 2014.
Kepemilikan Gates di Microsoft sendiri perlahan berkurang. Terakhir, pada Agustus 2017, dia mendonasikan 64 juta lembar saham Microsoft senilai 4,6 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 61 triliun rupiah untuk keperluan amal.
Saham
yang dimiliki Gates di Microsoft pun menurun hingga menjadi hanya
sebesar 1,3 persen. Penerimanya donasi saham tidak disebutkan, tapi
kemungkinan tak lain adalah lembaga amal Bill and Melinda Gates Foundation yang didirikannya bersama sang istri pada tahun 2000.
Gates
banyak berderma lewat yayasan yang aktif di berbagai bidang ini, mulai
memerangi penyakit dan kemiskinan di seluruh dunia hinggga mendorong
pendidikan dan akses teknologi. Dana yang dikelola yayasan mencapai 40,3
miliar dollar AS sebelum donasi saham Gates pertengahan tahun lalu.
Pasangan
Bill dan Melinda Gates sendiri memang dikenal getol beramal. Sejak
1994, mereka sudah menyumbang dana sebesar 35 miliar dollar AS, menurut sebuah laporan dari The Guardian.
Toh, meski banyak menyumbang, Gates tetap kaya raya dengan nilai harta mencapai ribuan triliun.
Bukan di Microsoft
Meski
menjadi miliarder dari sukses Microsoft, sebagian besar kekayaan Bill
Gates sekarang justru tidak berasal dari raksasa software yang
didirikannya itu.
Pada 2016, saham yang dimiliki Gates di Microsoft
hanya mewakili 11 miliar dollar AS dari total kekayaannya yang sekitar
90 miliar dollar AS.
Lantas dari mana datangnya mayoritas
kekayaan Gates? Jawabannya ada di tangan seorang pria yang keberadaannya
jarang diketahui publik, Michael Larson.
Dia adalah manajer investasi dari Cascade Investment, sebuah firma investasi pribadi milik Gates.
Gates
konon menyewa Larson sekitar 23 tahun lalu, saat nilai kekayaannya baru
mencapai kisaran 5 miliar dollar AS. Pria inilah yang dipercaya oleh
Gates untuk mengelola dan mengembangkan kekayaan pribadinya melalui
Cascade.
Cascade menanam modal dari Gates di berbagai perusahaan
publik. mulai dari Berkshire Hathaway, grup Strategic Hotel, hingga
Canadian National Railway.
Larson dan firma investasi yang dipimpinnya tak banyak dikenal karena memang sengaja low-profile. Menurut laporan
Business Insider, pada 2014, pegawai
Cascade ada sekitar 100 orang dan
mesti menandatangani perjanjian untuk menjaga kerahasiaan, bahkan
setelah mereka tak lagi bekerja di sana.
Larson sendiri berupaya sebisa mungkin menyembunyikan jejak investasi
Cascade dan Gates, misalnya dengan mendirikan korporasi limited liability untuk membeli properti real estate, agar nama Cascade tak perlu tertulis dalam perjanjian jual beli.
Upaya Larson menjaga kerahasiaan demikian berhasilnya sehingga kebanyakan orang tak tahu bahwa Gates menguasai 47 persen saham jaringan hotel mewah Four Seasons.
Tangan
dingin Larson dalam menangani investasi terbukti sukses mengembangkan
pundi-pundi Gates. Kekayaan Gates tiap tahun makin bertambah meski
banyak berderma dan kepemilikannya di Microsoft tak sebanyak dulu.
Uang
itu pun nantinya akan disumbangkan untuk amal. Bill dan Melinda Gates
berkomitmen mendonasikan 95 persen kekayaan mereka lewat Giving Pledge,
sebuah inisiatif yang dimulai pasutri ini pada 2010 untuk menggandeng
para orang terkaya di dunia agar mendermakan sebagian hartanya.
Kamis, 18 Januari 2018
Home »
BERITA TERKINI
,
POLITIK
» Pendiri Microsoft Pelunas Utang Nigeria Rp 950 Miliar dan Sumber Kekayaannya
0 komentar:
Posting Komentar