Liputan6.com, Jakarta - Berita terpopuler Tekno Liputan6.com kali ini diramaikan oleh berita seputar gempa bumi berkekuatan 7,3 SR yang menghantam Pulau Jawa beberapa hari lalu.
Lainnya,
NASA menemukan delapan planet baru berkat bantuan Google. Untuk mengetahui selengkapnya, simak tiga berita terpopuler pada Minggu (17/12/2017) berikut ini:
1. Gempa 7,3 SR, BMKG Beri Peringatan Dini Tsunami
Seperti diwartakan sebelumnya, gempa bumi mengguncang sejumlah wilayah di Jawa Barat dan Jawa Tengah pada Jumat malam (15/12/2017) pukul 23.50. Peristiwa ini pun sontak menjadi trending topic di Twitter Indonesia.
Disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Sabtu dini hari (16/12/2017), besar gempa mencapai 7,3 Skala Richter (SR). Terjadinya gempa di beberapa titik Jawa Barat dan Jawa Tengah bahkan berpotensi tsunami.
BKMG juga sudah mengeluarkan peringatan dini akan bahaya tsunami di Jawa Barat, Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
Salah satu tim Tekno Liputan6.com yang tinggal di apartemen pun turut merasakan guncangan gempa. Menurut keterangan, gempa berlangsung hampir dua menit.
Menurut keterangan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), kekuatan gempa ternyata mencapai 7,3 Skala Richter (SR).
Dari akun Twitter resminya, @BMKG membenarkan gempa terjadi di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan pusat gempa di kedalaman 105 kilometer.
"#Gempa Mag:7.3 SR, 15-Dec-17 23:47:57 WIB," cuit BMKG.
2. Gempa 7,3 Skala Richter Guncang Jakarta, Warganet Panik
Gempa Bumi mengguncang Jakarta dan sekitarnya pada Jumat malam (15/12/2017) pukul 23.51 WIB. Gempa dirasakan pada warga khususnya yang tinggal di bangunan tinggi seperti apartemen.
Salah satu tim Tekno Liputan6.com yang tinggal di apartemen pun turut merasakan guncangan gempa. Menurut keterangan, gempa berlangsung hampir dua menit.
Dan ternyata, gempa tak hanya berlangsung di Ibu Kota. Pantauan Tekno Liputan6.com, gempa juga mengguncang wilayah lain, bahkan hingga ke Yogyakarta.
Salah satu rekan kami yang tinggal di Yogyakarta pun mengaku merasakan gempa.
3. Berbekal Bantuan Google, NASA Berhasil Temukan 8 Planet Baru
NASA baru saja mengumumkan telah menemukan delapan planet yang mengitari sebuah bintang utama, mirip dengan tata surya. Kali ini, badan antariksa Amerika Serikat itu dibantu kecerdasan buatan Google.
Dikutip dari The Verge, Sabtu (16/12/2017), planet baru ini ditemukan berlokasi di sekitar Kepler-90, bintang mirip Matahari yang berjarak 2.500 tahun cahaya dari Bumi. Kepler-90 sendiri ditemukan pertama kali pada 2014.
Lantas, bagaimana NASA menemukan delapan planet baru tersebut? Dengan kecerdasan buatan, para astronom mampu membaca sinyal 'lemah' dari data hasil tangkapan teleskop Kepler yang sebelumnya diabaikan.
Sekadar informasi, para astronom biasanya memanfaatkan sinyal terkuat untuk dapat memproses sebuah temuan. Namun dengan bantuan kecerdasan buatan, kemampuan teleskop tersebut dapat lebih ditingkatkan.
Jadi, kecerdasan buatan mampu memilah informasi dari sinyal lemah yang diterima oleh teleskop. Informasi itu kemudian diolah dan para astronom berhasil menemukan planet baru.
Sayangnya, meski memiliki formasi yang serupa Bumi dengan Matahari, sistem ini dianggap tak mendukung kehidupan. Alasannya, Kepler-90 sebagai bintang utama berukuran 20 persen lebih besar dan 5 persen lebih hangat dari Matahari.
Temuan Kepler-90i tak lepas dari langkah Google yang melatih algoritma machine learning besutannya untuk mengenali 15.000 sinyal dari planet potensial yang terdapat di database Kepler.
Para ilmuwan lalu melatih sistem tersebut untuk bekerja dengan data dari 670 bintang yang sudah diketahui memiliki beberapa planet. Lokasi tersebut dipilih karena dianggap menjadi wilayah yang paling tersembunyi.
Temuan planet yang berada di sekitar Kepler-90 sebenarnya bersamaan dengan penemuan sistem lain, yakni Kepler-80. Keduanya sama-sama merupakan hasil pencarian yang didukung oleh kecerdasan buatan Google.
Kendati demikian, senior AI software engineer Google, Chris Shallue, menuturkan fungsi kecerdasan buatan dalam proyek ini tak perlu membuat khawatir manusia yang bekerja di bidang penemuan eksoplanet.
"Apa yang kembangkan ini adalah untuk membantu para astronom mendapatkan dampak yang lebih besar. Cara ini dipakai untuk meningkatkan produktivitas para astronom, bukan menggantikannya," tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar